Minggu, 31 Januari 2016

PAMERAN LUKISAN DAN PAGELARAN SENI BUDAYA NUSANTARA







Sepanjang sejarah, dalam skala lokal, regional dan bahkan mungkin nasional, ini momen kali pertama yang baru tercipta. PAMERAN LUKISAN & PAGELARAN SENI BUDAYA NUSANTARA di pinggir kali.
Bertajuk "Mengeja Laku Liku Kaliku", ‪#‎saveourcisadane‬
Bang Mas'ud,atau yang biasa dipanggil Bang Uud,adalah seorang aktivis lingkungan dan juga seorang Jurnalis yang tergerak hatinya untuk menyajikan sebuah gelaran seni dan Budaya .
Beliau berani menyajikan sesuatu yang beda.Bang Uud berujar  "Meski di pinggir kali, kami tak melulu mengikuti arus. Malah bahkan melawan dan menantang arus serta keluar dari asas kepatutan dan kelayakan. Tapi bukan berarti juga kami menabrak pakem yang sudah ada. Karena kami sangat menjunjung tinggi dan menghormati etika dan estetika. Dari pinggir kali, kami bersemangat, bergerak, berkeringat dan berkarya yang bermanfaat."
Ada banyak acara yang akan di tampilkan antara lain :
‪#‎Pameran‬ Lukisan di Pinggir Kali
‪#‎Karya‬ Seni dan Instalasi Sampah
‪#‎Palang‬ Pintu Betawi
‪#‎Atraksi‬ Manusia Petasan di atas rakit/getek
‪#‎Pagelaran‬ Seni, Tradisi Budaya Nusantara
‪#‎Debus‬ & Karinding
‪#‎Lomba‬ Mancing Sampah
‪#‎Ritual‬ Tabur Bunga di Cisadane
‪#‎Tarian‬ Daerah
‪#‎Musik‬ Band, Etnik & Reliji
‪#‎Kuliner‬ Ekstrim Cisadane & Jajanan Tradisional, Oleh-oleh khas, merchandise
‪#‎Puisi‬, Teater
#Atraksi Jetski di Cisadane
‪#‎Barongsai‬, Liong
‪#‎Lenong‬, Wayang
‪#‎Demo‬ mewarnai, menggambar dan melukis bersama
‪#‎Ngebanyol‬ / Stand Up Comedy
‪#‎Aktivis‬ & Pegiat Seni Tanam Pohon
‪#‎Nobar‬ di Pinggir Cisadane
‪#‎Focus‬ Group Discussion (FGD)
Jangan lewat & telat. Gratis dan terbuka untuk umum. Catat, 6 sd 13 Februari 2016. Pukul 09.00 wib - dinihari.
Bantaran Cisadane, Banksasuci, Jl. Chandra, Gg. Muara Buntu, Panunggangan Barat, Cibodas, Kota Tangerang, Banten.
on Call:
0813 9914 1976, 0819 0637 5453, 0896 3053 4543, 0812 9058 2129
Anda bertandang, kami girang...!!! ..
Salam lestari budaya,
Waroeng Budaya Pojok Nusantara
Yayasan Peduli Lingkungan Hidup (Yapelh)
Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci)
Pagar Budaya Betawi
siJampang
KB. AnaKlangit
Genta Lodaya
Pojoksastra UMN
Bara Matahari
Dll

#01022015,Babanjoh
Narasumber : Mas'ud (Bang Uud)

Senin, 18 Januari 2016





MILIR

Sedikit bernostalgia almarhum Baba saya adalah seorang pedagang sayur,pada masa hidupnya beliau berdagang di pasar petak sembilan kota.
Kegiatan berdagang atau dulunya disebut milir dahulu dilakukan dengan berjalan kaki menuju kota,karena memang transportasi pada waktu itu hanya delman.Biasanya berjalan beramai ramai dengan pedagang lainnya.Dijalan akan berpapasan dengan bermacam macam pedagang yang membawa dagangan beraneka ragam  antara lain :sayur mayur,daun Pisang,buah-buahan dan hasil bumi lainnya.Sepanjang perjalanan sambil bawa pikulan ngobrol antar pedagang.

Menurut beberapa cerita dahulu dikalideres (skarang jl.peta selatan) dulunya ada pondok atau warung kopi ,biasanya para pedagang dari wilayah tanggerang beristirahat di sini sambil minum kopi.Sampai sekarang masih ada disebut kampung pondok dikalideres.

Disepanjang perjalanan akan terus menjumpai pedagang-pedagan lainnya.Tempat lain untuk istirahat dan minum kopi biasanya di pesing koneng.Setelah sampai ke pesing koneng para pedagang akan berpencar ke tujuan pasar masing-masing,ada yang ke petak sembilan,angke,senen,dll.

Sesampainya dipasar menggelar dagangan,menurut cerita baba saya kebanyakan pembeli di pasar petak sembilan sebagian besar orang etnis Cina.
Baba saya hafal perayaan atau hari hari penting cina,karena dengan begitu beliau tahu apa yang harus dijual pada hari-hari tertentu.

Dahulu zaman saya masih sekolah juga sering ikut baba dagang,biasanya pas liburan sekolah,cuma waktu itu sudah ada mobil.Berangkat jam 02.00 nyari dagangan di cengkareng lalu dibawa ke pasar petak sembilan.Kalau dagangan sedang banyak biasanya saya menginap dipasar.Pulang dari pasar uang saku pasti banyak.

Nostalgia almarhum baba saya,Nimun Bin Temben

#Mahrudin Babanjoh








Expedisi Budaya Pagar Budaya Betawi Ke Tanah Baduy


18/01/2016

Program Expedisi budaya bertujuan untuk saling mengenal dan bersilaturahmi .Banyak pengetahuan dan pengalaman,sehingga kita semakin membuka wawasan dan pengetahuan Budaya.
Rencananya dalam program Expedisi Budaya Pagar Budaya Betawi akan melakukan expedisi Budaya ke berbagai daerah di Indonesia.

Jum'at 8 januari 2016 Tim expedisi Pagar Budaya Betawi bersama Budayawan Banten Kang Tubagus Saptani Suria yang memberi referensi, melakukan perjalanan Expedisi Budaya yang pertama  ke tanah Baduy. 
Perjalanan dimulai dari Base Camp sekretariat Pagar Budaya Betawi, berangkat jam 19.00 WIB .Tim expedisi istirahat di alun-alun Rangkas Bitung jam 23.00.
Sampai Terminal Ciboleger jam 02.00,Tim expedisi menginap di rumah kang Rasudin Guide kami di Kp.Kadu ketug (Baduy Luar).

                                                        Patung Selamat Datang Ciboleger







Sambutan hangat dan penuh karamahan sangat kental dari sang tuan rumah,sungguh sangat terasa nilai luhur silaturahmi.
Kesok harinya  perjalanan dimulai dari Kp.Kadu ketug dengan berjalan kaki melintasi beberapa dusun disekitaran Baduy Luar antara lain Kp.balimbing,kp.Marengo.
Setelah itu kami beristirahat di Kp.Gajebo,terdapat jembatan yg terbuat dari kayu dan bambu.
Di Kp.Gajebo kami menyantap sajian Khas Duren Baduy,yang matang dari pohon,Rasa manis dan lezat menambah energi kami setelah melakukan perjalanan sekitar 3 jam yang lumayan melelahkan.




Perjalanan kami lanjutkan dengan target sampai ke Cibeo (baduy dalam).
Melintasi dusun dan jalan berbukit (sekitar 7 bukit),sambil sesekali menyapa  warga dusun yang sangat ramah.


Warga disekitaran baduy luar sudah berbaur dengan beberapa orang dari luar baduy,secara umum di Baduy luar sudah lebih maju.Kegiatan kemasyarakat disana ,berkebun dan bersawah ,dan berjualan hasil bumi ke pasar.
Puas menyantap Duren Baduy,perjalanan kami lanjutkan,melintasi beberapa dusun dan bebukitan lagi.ada sekitar 7 dusun yg sudah kami lewati.Dan akhirnya kami sampai ke Cibeo (Baduy dalam).

Add caption
Add caption



Di Baduy dalam peralatan elektro tidak boleh aktif,sehingga kami tidak bisa mendokumentasikan momen di baduy dalam.

kami juga sempat berbincang dengan warga sekitar baduy dalam,secara umum kegiatan warga baduy dalam sama dengan baduy luar,
Perbedaan warga Baduy luar dan dalam bisa dilihat dari pengikat kepalanya,kalau baduy luar warna hitam,kalau baduy dalam warna putih.
Banyak pengetahuan budaya yang kami dapat.
pengalaman berharga buat kami,bahwa orang baduy sangat sederhana,tapi sangat menjaga bumi,lingkungan sangat dijaga ,sehingga  bumi dapat terawat.

Kami tidak terlalu lama di Cibeo karena memang ada beberapa agenda lagi,dan kami kembali ke bawah,melalui rute yang lain,  melintasi  dusun  Kaduketer ,melintasi sebuah danau,dan berakhir di Dusun Cicempaka


Alat Pemintal Benang                                       

Add caption
     



                                               Suku Baduy Luar
Add caption
 Suku Baduy Dalam                                                
Add caption
Semoga perjalanan expedisi ini memberi manfaat dan juga menambah wawasan kita pada Budaya Nusantara.
#Mahrudin Babanjoh

Narasumber :
Tim Expedisi Budaya
Fuad Hilmi (ketua)
Agus Hidayat
Yanto Harun
M.Yasin
Tubagus Saptani Suria (Budayawan Banten) 
Kang Rasudin (Guide)


Minggu, 17 Januari 2016

Expedisi Pagar Budaya Betawi Ke Tanah Baduy



18/01/2016

8 januari 2016 Tim expedisi Pagar Budaya Betawi bersama Budayawan Banten Kang Tubagus Saptani Suria melakukan perjalanan Budaya ke tanah Baduy. 
Perjalanan dimulai dari Base Camp sekretariat Pagar Budaya Betawi berangkat jam 19.00 WIB.Tim expedisi istirahat di alun-alun Rangkas Bitung jam 23.00.
Sampai Terminal Ciboleger jam 02.00,Tim expedisi menginap di rumah kang Rasudin (Baduy Luar).

Sambutan hangat dan penuh karamahan sangat kental dari sang tuan rumah,sungguh sangat terasa nilai luhur silaturahmi.
Kesok harinya 



PELATIHAN TARIAN BETAWI PAGAR BUDAYA BETAWI

18/01/2016
Dalam rangka pelestarian seni budaya Betawi khususnya dibidang Tarian Betawi,Pagar Budaya Betawi melalui divisi tarinya mengadakan Pelatihan Seni Tari Betawi. 
Mayoritas Sanggar Seni yang tergabung di Pagar Budaya Betawi kegiatannya meliputi Seni Pukul/Silat Betawi,untuk itu agar menambah potensi sanggar perlu juga dikembangkan bidang seni Budaya Betawi lainnya,dan Seni tari tradisional Betawi adalah  salah satu contohnya.
Ada beberapa sanggar memang yang sudah mempunyai kegiatan Seni tari Betawi,akan tetapi jumlahnya masih sedikit,dan kita akan terus mencari potensi penggiat seni tarian Betawi,sehingga seni tarian betawi makin dicintai oleh Generasi kita.


Kegiatan Pelatihan Tarian Betawi diikuti oleh member-member sanggar yang tergabung di Pagar Budaya Betawi.Sebagian besar dikuti oleh wanita Remaja.Adapun Jadwal nya adalah setiap hari Minggu Pagi dimulai dari Jam 09.00 sampai jam 11.00,bertempat di sekretariat Pagar Budaya Betawi Jl.Peta Barat Rawa lele RT.06/07 Pegadungan Kalideres Jakarta Barat (Rumah Bek Yasin) .Silahkan member Pagar Budaya Betawi yang mo ikut serta kami tunggu.

Sudah beberapa kali pertemuan terlihat sangat antusias bahkan sekarang jumlahnya semakin bertambah.kita berharap Semoga  Generasi kita akan terus mencintai Seni Budaya Betawi, Budaya kita akan tetap eksis dan tak akan terkikis oleh perkembangan Zaman.Aamiin

Liputan
Mahrudin Babanjoh
Narasumber
Syaipul Royadi

 






















Kamis, 07 Januari 2016

 Kunjungan Kabid Dispudpar Provinsi Banten Ke Sanggar SiJampang Nerogtog
 Rabu,6 Januari 2016

Menurut Ibu Kabid Dispudpar Provinsi Banten dalam kunjungannya di Sanggar SiJampang Kelurahan Nerogtog, Tradisi Silat dari berbagai aliran dari mulai ujung kulon sampai ke ujung Kota Tangerang ,adalah menunjukan salah satu Multikultur  Budaya Betawi yang ada di Provinsi Banten yang perlu diberi perhatian.
Banyaknya Pabrik,Developer,Perumahan disekitar sanggar sebaiknya diarahkan untuk menunjang keberhasilan sanggar dalam bentuk CSR.
Kami di Provinsi akan support dalam bentuk rekomendasi agar sanggar sanggar tersebut diberi ruang baik dalam pementasan sebagai wujud karya,juga keberlangsungan eksistensi dari sanggar itu sendiri.

Memandang Tradisi silat dan palang pintu tidaklah sekedar ditampilkan  dalam bentuk acara formalitas seperti pernikahan saja,akan tetapi ada kesempatan bisa ditampilkan di Hotel,Bandara Soeta,dan Mall yang ada dikota Tangerang sehingga memberi ruang agar terus bisa berkarya.
Silat dan palang pintu merupakan seni pertunjukan yang bisa memperkaya dan membentuk kepribadian generasi muda guna menghadapi MEA di ASEAN.Kami juga akan menjembatani yang terkait hal tersebut kepada pemerintah Kota Tangerang yang seharusnya perilaku mengayomi masyarakat harus lebih ditingkatkan di Bidang Seni dan Budaya.

Acara yang di mediasi oleh Budayawan Banten Kang Tubagus Saptani Suria dan dihadiri juga oleh pengurus Pagar Budaya Betawi ini sebagai bentuk tawaran konkret dari persoalan kekinian yang terjadi tidak hanya dikota Tangerang khususnya dan Provinsi Banten pada umumnya.Menurut kang TB,perspektif utuh memandang kebudayaan dan kesenian tidak harus parsial dengan musyawarah mufakat dan terjadi kesepahaman kolektif yang tentu untuk kedua belah pihak.
persoalan disanggar sanggar hanyalah sebatas miniatur terkecil dari sejumlah ketimpangan yang tidak optimalkan oleh pemerintah dan swasta.

#06012016 Mahrudin Babanjoh
Narasumber : Tubagus Saptani Suria (Budayawan Banten)